Coba kita bertanya
pada pendaki gunung, hambatan apa yang paling merepotkan bagi mereka saat mendaki dinding tebing yang curam? Jawabannya, bukan karena matahari yang terik, bukan karena berat-nya perbekalan,
tetapi justru mereka paling direpotkan oleh kerikil-kerikil
kecil yang masuk ke sepatu. Jadi inti pesannya begini ,.. kita tidak boleh meremehkan sesuatu hal walau sekecil apapun.
Seperti misalnya “MULAILAH HIDUP INI DENGAN TERSENYUM!”
Ini hanyalah langkah kecil yang sederhana dan mungkin terlalu mudah untuk dilakukan. :
Seperti misalnya “MULAILAH HIDUP INI DENGAN TERSENYUM!”
Ini hanyalah langkah kecil yang sederhana dan mungkin terlalu mudah untuk dilakukan. :
=========
Bukan karena semua baik, kita
tersenyum,.....
tapi karena kita tersenyum, maka
semuanya menjadi baik.
Bukan karena hari ini indah,
kita bahagia,......
tapi karena kita bahagia, hari
ini menjadi begitu indah.
=========
Subject Cerita Inspiratif:
Senyum, harta termahal.
Ia
tersenyum pada lelaki tak dikenal yang murung itu. Senyum itu tampaknya membuat
perasaan lelaki itu menjadi lebih baik. Lelaki itu teringat seorang temannya
dan menyuratinya untuk berterima kasih atas kebaikannya dulu. Temannya sangat
senang menerima surat itu sehingga ia meninggalkan tip besar saat makan siang.
Si pelayan terkejut dan gembira melihat jumlah tip itu, lalu memberikan
sebagian pada lelaki di jalan.
Lelaki
di jalan itu merasa bersyukur; karena sudah dua hari ia tidak makan. Setelah ia
selesai makan, ia pulang ke kamarnya yang sempit dan kumuh di pinggir sebuah
rumah. (Ia tak tahu pada waktu itu bahwa ia mungkin akan menemui bahaya). Dalam
perjalanan ia memungut anak anjing yang
kedinginan dan membawanya ke rumah supaya kenyang dan hangat. Anak anjing itu
sangat bersyukur tak lagi di luar didera badai. Malamnya rumah itu terbakar.
Anak anjing itu menggonggong memberi peringatan. Ia menggonggong hingga seluruh
isi rumah terbangun dan semua orang menyelamatkan diri dari bahaya. Salah satu
anak yang diselamatkan oleh gonggongan anak anjing, tumbuh dewasa. Akhirnya ia
menjadi seorang Presiden. Semua ini karena sebuah senyum yang tak membutuhkan
uang satu sen pun.
(Prosa di atas
ditulis oleh seorang gadis kecil dan dimuat dalam sebuah buku apik. Prosa ini
menggambarkan bagaimana sebuah senyum dapat menyelamatkan hidup banyak orang
dan menumbuhkan rasa percaya diri yang menyenangkan.) Kekayaan duniawi dan
kesejahteraan, adalah subjek yang paling sering berseliweran di dalam kepala
dan pikiran Kita. Ada masanya Kita tertawa, dan adakalanya Kita tak mampu
menahan tangis. Di dalam keduanya, tetaplah tersenyum dengan manis.
"Dulu, Saya sering berpikir tentang 'kemiskinan' Saya. Saya memanglah 'miskin'. Teramat 'miskin'. Kemudian, orang-orang mengatakan bahwa Saya tidaklah 'miskin', Saya hanya 'punya banyak kebutuhan'. Mereka juga mengatakan, bahwa berpikir miskin hanyalah membuat diri 'kalah'. Mendengar itu, Saya merasa 'diasingkan'. Kemudian, mereka mengatakan bahwa merasa 'diasingkan' adalah berlebihan. Saya jadi 'kecewa'. Ya. Sampai sekarang, walau satu senpun tetap saja Saya 'tak punya'. Akan tetapi, kini Saya 'punya' banyak pilihan kosa kata untuk dapat menceritakannya pada anda." --Jules Feiffer--
"Dulu, Saya sering berpikir tentang 'kemiskinan' Saya. Saya memanglah 'miskin'. Teramat 'miskin'. Kemudian, orang-orang mengatakan bahwa Saya tidaklah 'miskin', Saya hanya 'punya banyak kebutuhan'. Mereka juga mengatakan, bahwa berpikir miskin hanyalah membuat diri 'kalah'. Mendengar itu, Saya merasa 'diasingkan'. Kemudian, mereka mengatakan bahwa merasa 'diasingkan' adalah berlebihan. Saya jadi 'kecewa'. Ya. Sampai sekarang, walau satu senpun tetap saja Saya 'tak punya'. Akan tetapi, kini Saya 'punya' banyak pilihan kosa kata untuk dapat menceritakannya pada anda." --Jules Feiffer--
Cerita Inspiratif
===========888==========