Welcome

Awali Harimu Dengan Senyum!

Bukan karena semua baik, kita tersenyum,..... tapi karena kita tersenyum, maka semuanya menjadi baik.

Bukan karena hari ini indah, kita bahagia,..... tapi karena kita bahagia, hari ini menjadi indah.



Kamis, 27 Oktober 2011

Di Balik Diet Detoks

Di Balik Diet Detoks

Ternyata, membersihkan tubuh dengan cara detoks itu tidak dianjurkan dalam ilmu kedokteran.
Dari sekian banyak jenis diet, mungkin Anda pernah mendengar diet detoks (detoksifikasi) atau bahkan pernah melakukannya. Sayangnya hanya sedikit yang memahami betul seperti apa diet detoks yang tidak membahayakan kesehatan.
Butuh Persiapan Matang
Menurut dr. Endang Darmo Utomo, Sp.GK, Clinical Nutrution dari RS Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) Karawaci Tangerang , detoks termasuk diet yang tidak dilakukan dalam jangka panjang, tapi hanya beberapa hari (tidak sampai 5 hari).
Untuk memulai diet detoks pun memerlukan persiapan panjang, bisa sampai 7-10 hari. Caranya dengan tidak mengonsumsi kafein, sugary food  (asupan dengan gula berkadar tinggi), dan gula refined  (gula pasir murni). Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang tidak diproses, semuanya segar (bukan makanan kaleng atau kemasan lainnya). Masuk dalam tahapan intermediate , pelaku diet detoks harus mengonsumsi makanan mentah dan organik yang dilakukan selama tiga hari.
Dua Kali Setahun
Berbeda dengan zaman Aryuveda, zaman sekarang diet detoks tidak mengonsumsi gandum. Konsumsi makanan berserat tinggi ini dihilangkan. Hal inilah yang membuat energinya semakin berkurang sehingga sangat mungkin kondisi badan menjadi sangat drop . Untuk menghindari kejadian semacam ini, sangat disarankan bagi orang yang melakukan detoks untuk menerapkannya di saat akhir pekan (dua kali dalam setahun) agar tidak mengganggu aktivitas.
Namun menurut Endang, jika detoks hanya dilakukan sekali-kali, pelaku tidak akan menerima keuntungan. Seperti misalnya, selama 6 bulan orang itu tidak menjaga pola makannya dan menyantap makanan yang mengandung lemak tinggi, mengandung alkohol, makan di tempat tidak sehat. Setelah itu, selama tiga hari ia mendadak tidak makan (melakukan detoks). Yang terjadi adalah detoks itu tidak akan terlalu berpengaruh pada tubuhnya, karena selama enam bulan sebelumnya tubuhnya sudah menyerap segala macam racun yang datang dari makanan.
Jadi ada baiknya, pola hidup sehat itu dilakukan di sepanjang hidup. “Sekali lagi, kalau itu tidak mengubah pola hidupnya, jangan lakukan!” tegas Endang.
Perbanyak Serat
Selain mematuhi asupan yang sudah disebutkan sebelumnya, diet detoks juga bisa dilakukan dengan menggunakan teh antibiotik yang berguna untuk membuang metabolit dan bakteri yang ada di dalam usus kita dengan cara di-laksamsiat (basmi, Red.).
Fungsi bakteri ini adalah untuk memfermentasi sayuran (serat) yang tidak berhasil dicerna oleh lambung. Bakteri itu juga mengubahnya menjadi sumber energi (short-change ) dan mengatur daya tahan kita (imuniloglobin).
Jadi sebaiknya diet detoks seperti apa yang diterapkan? Endang menyarankan untuk memakan serat lebih banyak. Sumber makanan berserat di antaranya adalah sayur-mayur dan kacang-kacangan. Hasilnya, kalori dalam tubuh tereduksi dengan baik dan jangan lupa berolahraga.
Rambu Larangan
Tak semua orang bisa melakukan detoks, sebut saja orang paruh baya yang kemampuan pencernaannya sudah semakin berkurang. Jadi kalau asupan makanannya sedikit, pencernaannya semakin terganggu. Tapi, kalau sebelumnya para orangtua ini kelebihan karbo dan kondisi tubuhnya dapat dinormalkan dengan detoks ini, itu tidak masalah.
 Anak-anak pun sama saja. Pasalnya kalori yang dihasilkan dari mengonsumsi buah atau sayur saja juga tidak cukup besar untuk mereka yang sedang dalam pertumbu han. Mereka yang berusia 20 tahun ke ataslah yang aman menerapkan detoks.
Selain itu penderita diabetes yang melakukan detoks hanya dengan mengonsumsi buah-buahan juga disarankan menyeimbangkan asupannya dengan sayuran. Pasalnya buah mengandung banyak gula (disankarida fruktosa) dan meskipun gula itu berasal dari buah, tetap saja kandungan gulanya diubah dalam tubuh menjadi gula, bukan zat lain. Hal ini justru dapat merusak diabet.
Lalu mereka yang menderita kolestrol kadar tinggi. Melakukan diet detoks justru memperburuk kondisi kolesterolnya (trioglisrtik), apalagi jika saat menerapkannya orang tersebut tidak banyak bergerak.  Untuk membantu proses detoks, biasanya penderita gagal ginjal mengonsumsi minuman yang mengandung diuretik (obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin) untuk membantunya kencing-kencing. Mitosnya, sering kencing mempercepat pembuangan racun dalam tubuh. Padahal konsumsi air putih yang berlebihan sangat berbahaya bagi penderita ginjal. Selain diuretik, obat pencahar (laksansia) juga tidak dianjurkan. Sama halnya seperti proses diuretik, laksansia memicu seseorang untuk sering buang air besar.
 Ester Sondang
ORKES
sumber: http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Diet/Di-Balik-Diet-Detoks 


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Diet Detoks Setelah Pesta Akhir Tahun
Penulis : Ikarowina Tarigan

womansday.com
SETELAH memanjakan diri dengan makanan dan pesta sepanjang liburan, sudah saatnya untuk mengawali tahun dengan diet detoks selama 2 minggu.

Program diet detoks ini bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun di dalam tubuh yang bersumber dari alkohol, tembakau, dan makanan yang Anda konsumsi sepanjang musim pesta liburan. Program ini membantu membersihkan racun yang telah diserap, masuk  ke kulit, hati dan jantung , yang berperan sebagai penyaring. Diet detoks ini berfungsi menguatkan organ-organ yang digunakan tubuh untuk menjalankan program detoksifikasi racun-racun.

Cara-cara detoks:

Cara terbaik dan paling efektif mengeluarkan racun-racun dari tubuh adalah dengan mulai menambah asupan sayur-sayuran dan buah-buahan. Usahakan tidak menambah terlalu banyak bumbu dan minyak ke dalam sayur dan buah Anda.

Sayur kukus merupakan pilihan yang baik karena tetap mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh selama masa detoksifikasi. Anda bisa memadukan sayuran hijau dan berwarna. Makanan yang berwararna orange, kuning atau merah kekuningan kaya karotenoid, seperti betakaroten, lutein dan lycopen. Lebih dari 600 karotenoid tersedia secara alami, tapi karoten merupakan jenis yang paling dikenal. Karoten merusak radikal bebas pada lipid, menguatkan respon sistem imun dan melindungi sel-sel dari radiasi sinar UV.

Di sisi lain, sayuran hijau kaya klorofil, yang berperan sebagai alat detoksifikasi. Sayuran seperti brokoli, bok choy, kubis, kol bunga, dan lobak dinyatakan mengandung komponen yang bagus untuk mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh.

Perbanyak minum air putih, tidak kurang dari 2 liter. Jika tidak kuat minum air yang terlalu tawar, Anda bisa menguatkan rasa dengan menambah jus lemon atau biji rami, keduanya berperan sebagai laksatif alami.

Untuk memperlancar proses pembuangan tinja dan air seni, konsumsilah makanan atau cairan yang terbuat dari beras. Makanan tersebut termasuk kue beras, crackers dan pasta dari beras serta beras merah. Pilihan lainnya adalah kacang polong. Ada baiknya juga menambah asupan biji-bijian dan kacang-kacangan, seperti biji wijen, biji bunga matahari, almond, dan walnut (sejenis kemiri).

Gunakan herbal seperti akar dandelion dan teh hijau untuk membersihkan dan melindungi hati.

Konsumsi vitamin C, yang membantu tubuh memproduksi glutathione (komponen hati yang berfungsi mengeluarkan racun). Selain itu, pastikan mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan. (OL-08)

 sumber:  http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/.php/read/2010/01/04/1981/3/Diet-Detoks-Setelah-Pesta-Akhir-Tahun     -   Orkes - olah raga dan kesehatan - detox