ALHAMDULILLAH MASIH UNTUNG
Salam hangat!
Hari ini saya sampai di tempat kerja seperti biasa. Alhamdulilah
ya.segala sesuatunya lancar. Walaupun pada kemarin lusa, saya mengalami
beberapa masalah di rumah yang waktunya kebetulan berbarengan. Mulai
dari genteng rumah yg bocor (sekarang lagi musim hujan), mesin cuci rusak,
saja ya, kenapa tepat pada saat saya sedang membutuhkan tambahan
biaya untuk kebutuhan anak-anak di sekolah, eh..ada lagi biaya yang
harus saya keluarkan dan mendesak. saya sempat rungsing (pusing & emosian).
Tapi untunglah, semua akhirnya dapat terselesaikan juga meskipun harus
bersalaman kesana kemari (seperti Ayu TingTing mencari alamat)
Pagi ini sebelum masuk ke gedung kantor, saya berjalan berdampingan
dengan seorang rekan kerja.
"Saya kemarin dapat masalah di rumah..." ujarnya membuka percakapan."
"Masalah apa?..." saya bertanya agak penasaran
"Begini ceritanya........" lalu ia melanjutkan ceritanya, dan saya mendengarkan.
"Ooooooo...begitu....." saya melongo. Lho..kok sama dengan yg saya
alami. Rupanya kemarin itu rekan tsb banyak masalah juga dirumahnya. Pompa
airnya rusak. Sehingga otomatis kebutuhan air dirumah tdk dapat terpenuhi.
"Wah bener-bener repot deh, kalau dirumah gak ada air." Saya mengangguk membenarkan ucapannya. Menurut ceritanya lagi, ia harus membayar orang
untuk memperbaikinya. Lumayan besar biayanya, sementara biaya untuk
kebutuhan yg lainpun masih harus ia fikirkan.
Disaat hatinya sedang gundah, dan merasa seolah-olah ia saat itu sebagai
orang yang tidak beruntung, ia bertemu dengan kenalannya,
seorang Ustad.
"Ada apa, kok kelihatannya lagi bete nih? "Ustad tsb bertanya
padanya.
Lalu menurut penuturannya, rekan saya pun menjawab:
"Iya bang Ustad, saya lagi pusing, akhir-akhir ini banyak sekali pengeluaran
uang."
"Buat ape?...kalo boleh ane tau" tanya pak Ustad
"Ya macam-macam deh Tad, buat ini, buat itu. terakhir malah duit habis
banyak buat betulin AC, betulin pompa air ..wah pokoknya barang2 saya
banyak yg rusak." rekan saya menjelaskan ke Ustad.
Sungguh tak disangkanya, Ustad itu menatapnya dengan pandangan
bersyukur. "Alhamdulilah ...!" ujarnya sambil memegang
tangan rekan saya tersebut. Rekan saya terkejut atas jawaban dari Ustad.
Dengan perasaan heran ia menanyakan hal tersebut. "Kok Alhamdulilah Tad..?
memangnya saya dapat rejeki?" tanyanya.
Kemudian dengan tersenyum, Ustad tadipun menjelaskan kenapa ia harus
bersyukur.
"Semuanya yg ada pada kita adalah semata-mata hanya titipan Allah.
Kapanpun, .. Allah berkuasa dan berhak untuk mengambilnya dari kita.
Begitu juga harta kita, bahkan keluarga kita sekalipun milik Allah.
Sebenarnya, tidaklah seberapa kalau hanya barang-barang kita yg jadi
rusak, karena barang bisa kita ganti, uang bisa kita cari lagi. .....
Jadi tetap Alhamdulillah, kita sekeluarga masih diberi nikmat sehat nikmat iman.
Coba kalau yang diambil titipan yang lainnya .....!??
"Kalau lagi ada masalah berat atau ringan, kita minta pertolongan Allah sambil
ikhtiar cari jalan keluarnya, gak perlu panik apalagi sampai stress" sambungnya.
Demikian akhir penuturan dari rekan tersebut sebelum kami memasuki
ruang kerja. Sepertinya semua itu mengena ke diri saya sendiri yang selama
ini merasa banyak masalah berat yang harus dihadapi, padahal ada suatu
nasehat yg berbunyi:
JANGAN KATAKAN: " Wahai Allah, masalahku sangat besar"
KATAKANLAH: " Wahai Masalah, Allah itu maha besar"
(Ditulis oleh: Yeda Hendrayana, Jakarta 31 November 2011) Catatan Harian