TIGA MACAM JENIS HATI
Kamis, 11 Maret 2004 22:37:30 WIB Oleh: Yeda H
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin wa bihii nasta’iinu
‘ala umuuriddunyaa waddin, washalatu wassallamu ‘ala asysyrafilanbiyaai
walmursaliin, wa’ala aalihii washohbihii ajma’iin. Ammaba’du.
Segala puji bagi
Allah ‘Azza wa Jalla, yang telah menganugerahkan kepada kita hati nurani, yang
dengannya kita menjadi mampu merenung dan berfikir UNTUK dapat membedakan
antara yang HAQ dan yang BATHIL, mana yang baik dan mana yang buruk, apa saja
yang menghasilkan MANFAAT, dan apa saja
yang hanya menghasilkan MUDHORAT atau ke sia-siaan. Subhanallah... Alhamdulillah... Allahu
Akbar!!!
Shalawat serta
salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga sahabat dan para pengikut beliau yang setia.
Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman didalam Al Quran surah (
An-Nahl, ayat: 78 )
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
(إلا إن في
الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله إلا وهي القلب).
[البخاري رقم:
52 ومسلم رقم: 1599].
“Ingatlah bahwa di dalam jasad
itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula
seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati . ”(HR. Bukhari dan Muslim)
Gumpalan yang
dimaksud adalah hati. Hati yang menjadi 'kendali' atas segala macam perbuatan.
Dengan kata lain manusia melakukan apa yang diperintahkan oleh hati. Maka sudah
jelaslah bagi kita, bahwa begitu tingginya derajat kemuliaan hati didalam diri
manusia. Karena yang dinilai dari
seseorang oleh Allah ‘azza wa jalla adalah hati dan amalannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk-bentuk (badan) dan harta
kalian. Akan tetapi, Allah melihat ke dalam hati dan amalan kalian.” (HR.
Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan
sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan
beristigfar niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya
jika ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga
menutup hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat 14 Al-Muthaffifin,
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Ada 3 Jenis Hati yang digolongkan oleh Imam Ibnu Qayyum al-Jauziyyah
Hati yang Selamat/Sehat
Hati yang Mati/Keras
Hati yang Sakit (antara hidup dan mati)
1. Hati Yang Selamat / Qalbun salîm (: yaitu hati yang SEHAT, HIDUP dan SELAMAT).
Hati yang terhindar dari berbagai macam bentuk perbuatan
dosa. Juga terhindar dari hal yang menyimpang seperti kesyirikan menyembah
kepada selain Allah. Jadi intinya hati akan selamat dari murka Allah, selamat
dari azab Allah, dan selamat pula ketika dihisab dihari pembalasan nanti.
Hati ini khusyu', tawadlu', mendahulukan kebenaran, lembut dan
selalu berjaga. Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati
yang terbebaskan dari setiap Syahwat (: yaitu keinginan/nafsu yang bertentangan
dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala). Dan terbebaskan dari setiap Syubhat
(: yaitu ketidakjelasan dalam beribadah atau yang menyeleweng dari kebenaran). Pada
hari kiamat nanti, barangsiapa menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa
membawa hati yang sehat maka ia tidak akan selamat dari hisab.
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
يَوْمَ لَا
يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
إِلَّا
مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya : “(yaitu) pada hari yang mana harta dan anak-anak tidak
bermanfaat [88], kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang
selamat.[89]" [Asy-Syu'ara]
2. Hati Yang Mati / Qalbun mayyit (: yaitu hati yang sudah MATI, atau hati yang KERAS).
Ini dijelaskan didalam Al-Quran surah ( Al-Baqarah, ayat: 7 ).
Juga dijelaskan didalam
Al-Quran surah ( Al-Muthaffifin, ayat: 14 )
Juga dijelaskan didalam
Al-Quran surah ( Al-Baqarah, ayat: 74 )
Juga dijelaskan didalam
Al-Quran surah ( Al-Baqarah, ayat: 88 )
Juga dijelaskan didalam
Al-Quran surah ( Al-Hajj, ayat: 52-54 )
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلا
نَبِيٍّ إِلا إِذَا تَمَنَّى أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ
اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ وَاللَّهُ
عَلِيمٌ حَكِيمٌ (52) لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي
شِقَاقٍ بَعِيدٍ (53) وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ
مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ
لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (54) }
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak
(pula) seorang nabi, melainkan apabila dia mempunyai sesuatu keinginan, syetan
pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allâh menghilangkan apa
yang dimasukkan oleh syetan itu dan Allâh menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allâh
Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana, agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan
oleh syetan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit dan yang keras hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu,
benar-benar dalam permusuhan yang sangat, dan agar orang-orang yang telah
diberi ilmu meyakini bahwa al-Qur’an itulah yang haq dari Rabbmu lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allâh adalah Pemberi
Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” [Al-Hajj/22: 52-54].
Juga dijelaskan didalam
Al-Quran surah ( Az-Zumar, ayat: 22 )
Hati yang keras
dan mati ini sudah pasti bukanlah hati yang selamat.Karena hati jenis ini adalah hati yang tidak bisa menerima
kebenaran. Tidak beribadah dengan benar kepada Rabbnya, dan selalu berjalan seiringan
bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi. Ia tidak peduli dengan murka Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Baginya, yang penting adalah Happy!
3. Hati Yang Sakit / Qalbun marîdh (: yaitu hati yang tidak MATI tapi tidak pula HIDUP).Inilah hati yang didalamnya ada penyakit. Ini di sebutkan didalam Al-Quran surah ( Al-Baqarah, ayat: 10 )
Hati yang Sakit adalah hati yang hidup namun
didalamnya ada penyakit. Didalam hati tersebut ada perang antara
kebaikan dan keburukan, di mana kebaikan
terkadang mengalahkan keburukan, dan begitu pula sebaliknya.
Hati jenis ini akan mengikuti dorongan yang paling kuat. Kadang-kadang ia cenderung “HIDUP” karena adanya kecintaan dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tapi kadang-kadang ia cenderung “MATI” Karena kecintaannya terhadap dunia sangat besar dan cenderung mengikuti hawa nafsu.
Jadi hati yang sakit ini ada diantara 2 penyeru; penyeru kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan penyeru
kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang
paling dia kenal, yang paling dekat dan paling akrab!
Wassalamualaikum.
Islam Artikel